Pelantikan Pramuka Penggalang Ramu Pertama SMP Labschool Kebayoran


Mulai tahun pelajaran 2013-2014, SMP Labschool Kebayoran memiliki ekstrakurikuler baru, yaitu Pramuka. Pada Expo Ekstrakurikuler 2013, yang diselenggarakan pada September lalu, siswa kelas 7 dan 8 SMP Labschool Kebayoran yang berminat untuk bergabung dengan ekstrakurikuler Pramuka segera mendaftar. Maka, jadilah ekskul Pramuka angkatan pertama di SMP Labschool Kebayoran terbentuk dengan anggota lebih dari 30 orang.
Ekskul Pramuka di SMP Labschool Kebayoran masih diadakan sebagai ekstrakurikuler tidak wajib, karena masih adaptasi dengan lingkungan. Namun, kemudian SMP Labsky mendapat pemberitahuan bahwa kegiatan Pramuka diwajibkan pada Kurikulum 2013 sebagai mata pelajaran, bukan hanya sebagai ekskul maupun ekskul wajib. Maka, siswa kelas 7 yang telah menggunakan kurikulum terbaru yaitu Kurikulum 2013, akan mengikuti kegiatan Pramuka, namun baru dijalankan pada semester 2.
Untuk sementara kegiatan Pramuka di SMP Labsky masih berupa ekskul yang diadakan setiap hari Rabu setelah pulang sekolah, yaitu setelah salat Ashar sampai pukul 17.30. Mula-mula, anggota memakai baju olahraga Labschool pada saat mengikuti latihan, sambil menunggu baju Pramuka yang sedang dibuat. Setelah pembuatan baju Pramuka telah selesai, maka anggota Pramuka diharuskan memakai baju Pramuka dari pagi. Maka, jadilah pada hari Rabu terjadi perbedaan seragam antara anggota Pramuka dan siswa bukan anggota Pramuka yang memakai baju putih biru.
Sebagaimana kegiatan Pramuka di sekolah lainnya, anggota Pramuka SMP Labsky memiliki buku SKU yang harus diisi sebagai syarat Pramuka Penggalang; dan setelah 8 kali pertemuan, anggota akan melakukan perkemahan sekaligus pelantikan anggota sebagai Penggalang Ramu. Pelantikan akan dilaksanakan di Taman  Wisata Alam Gunung Pancar, Bogor, pada tanggal 19-21 Desember 2013, bersamaan dengan pelantikan ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR).
Seminggu sebelum pelantikan, pada hari Sabtu, 14 Desember 2013, seluruh peserta pelantikan, baik Paskibra, Pramuka, dan KIR, harus datang ke SMP Laschool Kebayoran untuk diberitahu apa saja yang harus dibawa pada saat pelantikan nanti. Mungkin banyak yang malas untuk datang ke sekolah pada hari Sabtu. Namun, karena harus ada beberapa barang khusus yang dibeli terlebih dahulu, maka diberitahukanlah pada hari Sabtu, agar peserts memiliki waktu yang cukup untuk mencari dan membeli barang. Maka, selama seminggu ini peserta menyiapkan barang-barang untuk hari Kamis nanti.

***

Briefing sebelum keberangkatan

Akhirnya tibalah hari yang dinantikan tersebut. Paginya peserta tetap mengikuti acara sekolah. Setelah salat Zhuhur berjemaah, seluruh peserta berkumpul di lapangan konblok untuk melaksanakan apel penutupan kegiatan Spotive Labs dan pelepasan peserta pelantikan. Petugas apel berasal dari ekskul Paskibra. Dan, perlu diketahui bahwa para senior Paskibra akan banyak memegang peranan dalam acara pelantikan nanti. Kemudian, seluruh peserta masuk ke tronton masing-masing yang berjumlah 7 tronton, berdasarkan pembagian yang telah ditentukan. Setiap orang di tronton masing-masing pasti bersempit-sempitan dalam duduk. Ditambah lagi dengan adanya barang bawaan. Namun, semua tetap merasa senang, dan kami siap berangkat! Pada saat pemberangkatan, waktu menunjukkan sekitar pukul 13.30 WIB. Kami berangkat dengan rasa bangga!
Mula-mula, kami saling bercanda di tronton. Tumpukan tas dan barang bawaan lainnya ternyata dapat menjadi bahan keasyikan juga. Ada yang duduk di bawah dengan menjadikan tumpukan barang bawaan sebagai sandaran kepala. Posisi tersebut memang nyaman untuk duduk. Semua keceriaan ada di dalam setiap tronton. Apalagi angin luar terasa menerjang hebat—walau sebenarnya biasa saja, karena tronton berjalan cepat. Di antara kami tidak banyak yang tidur karena mengantuk, tidak seperti pada umumnya.
Singkat saja, kami telah sampai di Taman Wisata Alam Gunung Pancar. Satu per satu tronton kami memasuki wilayah yang di kanan-kirinya hanya terlihat pohon pinus yang berbatang kurus namun menjulang tinggi. Beberapa saat kemudian, kami melihat ada tenda-tenda yang telah dipasang di depan sana. Mungkin itulah tempat kami nanti melakukan segala kegiatan.
Tenda-tenda semakin dekat dan kami pun sampai di lokasi kegiatan. Seluruh ‘pasukan’ turun dari tronton dan berkumpul di suatu lapangan yang luas berdasarkan ekstrakurikuler masing-masing—Pramuka, Paskibra, dan KIR, membentuk barisan angkare. Di tengah-tengah telah berada ketua panitia pelantikan, Bapak Kuncoro W., juga guru Agama Islam kelas 8 dan 9. Beliau memberikan beberapa patah kata sambutan, namun bukan basa-basi, karena yang dikatakannya adalah hal-hal yang penting. Oleh karena lokasi kegiatan kami berhubungan langsung dan sangat berdekatan dengan alam dengan hutan lebat disertai pohon pinus yang menjulang tinggi, kami diminta untuk berhati-hati dan jangan sembarang berkata kasar.
Selanjutnya, Pak Kun membacakan pembagian tenda tempat kami istirahat. Tenda anggota Pramuka dan KIR agak dijauhkan dengan tenda anggota Paskibra, karena memang medan kemiringannya hanya memungkinkan seperti itu. Setiap tenda berisi antara 4-5 orang. Kami bergegas mengambil tas dan barang bawaan dan bergerak ke tenda masing-masing. Setealh itu, karena waktu sekarang sudah menunjukkan sekitar pukul 16.30 WIB, sedangkan kami belum salat Ashar, maka setelah meletakkan barang bawaan di tenda, semua anggota dan panitia pelantikan langsung menuju aula untuk melaksanakan salat Ashar berjemaah.
Anggota ekskul Paskibra pada kegiatan pelantikan ini lebih mendapat perhatian karena ekskul Paskibra sebagai satu-satunya ekskul di sini yang menerapkan sistem senioritas dan mempunyai senior. Yang berperan sebagai senior Paskibra saat ini adalah Penerus 6—angkatan 6 SkyPask, yang mempunyai junior yang sementara bernama Calon Penerus 7. Setiap gerakan dan kegiatan Capas 7 berada dalam perintah Penerus 6. Capas 7 selalu diperintahkan untuk bergerak cepat.
Begitu juga saat kami hendak salat Ashar. Pada saat anggota Pramuka dan KIR baru selesai mengambil air wudu, mereka sudah duduk rapi di aula. Namun, ada kejanggalan dengan posisi duduk mereka. Mereka duduk berhadapan antara putra dan putri. Wow! Ternyata kami belum mengetahui arah kiblat di lokasi tersebut, khususnya peserta pelantikan dan guru pendamping yang baru datang hari ini—diperkirakan Pak Kun telah tahu arah kiblatnya karena beliau sudah berada di lokasi sejak hari sebelumnya.
Sebuah keberuntungan bahwa anggota Pramuka diperintahkan membawa kompas untuk kegiatan ini—untuk kegiatan tertentu, sehingga kami dapat mengetahui arah. Namun, yang menjadi masalah saat itu adalah belum tentu anggota Pramuka membawa kompasnya—berada di dalam tas. Yoy, untung saya tetap mengantungi kompas saya di saku celana, dan ketika salah satu anggota Paskibra menanyakan adanya kompas kepada Pramuka, saya langsung mengajukan diri. Tanpa perlu waktu lama, kiblat telah diketahui, dan kami dapat melaksanakan salat Ashar berjemaah dengan damai.
Zikir dan doa setelah salat dipimpin oleh Fadhlan, sang Koordinator Rohani Islam OSIS Laskra, lalu dilanjutkan dengan briefing dari Pak Ucok dan lain-lain mengenai kegiatan tiga hari ini. Setelah itu, kami dibubarkan dan ditunggu di aula pada waktu salat Maghrib.
Singkat saja, waktu Maghrib sudah hampir masuk. Peserta pelantikan dan warga di sana sudah mulai mengambil air wudu’ dan menuju ke aula untuk persiapan salat Maghrib. Adzan lalu dikumandangkan oleh seorang siswa, dilanjutkan dengan iqamah, dan salat pun akan segera dimulai.
Setelah salat Maghrib, dilanjutkan dengan tausiyah dari pelatih dan guru, lalu tibalah waktunya makan malam. Ternyata, makan malam telah siap, berupa tumpukan nasi kotak, yang akan dibagikan kepada sekitar 180 peserta pelantikan ini. Makan malam dikomandoi oleh para Penerus 6, dengan cara makan malam khas Paskibra, yang dimulai dengan laporan, doa sebelum makan secara bersama-sama, lalu barulah kita memulai makan. Kami diberi waktu 20 menit untuk menyelesaikan makanan kami. Sebersit waktu yang cukup lama, mengingat biasanya dalam kegiatan kedisiplinan di SMP Labsky, hanya diberi waktu tak lebih dari 10 menit untuk menghabiskan makanan.
Rata-rata kami dapat menyelesaikan makanan tepat waktu, dan kegiatan makan malam pun berakhir dengan damai. Mengingat sebentar lagi waktu Isya akan masuk, maka kami langsung bersiap salat Isya. Yang sudah batal wudu-nya, bersegera mengambil air wudu lagi. Tak lama kemudian, azan dikumandangkan oleh salah satu siswa peserta pelantikan. Setelah azan selesai, kami terlebih dahulu mendirikan salat sunah qabliyah Isya 2 rakaat secara munfarid (iyalah). Kemudian, salat Isya berjemaah dipimpin oleh Kak Gofur—pelatih Pramuka.
Selesai salat Isya, dan zikir dan doa, mulailah setiap ekskul melakukan aktivitasnya masing-masing. Kami para Pramuka pindah ke aula B, untuk mendengarkan materi tentang kompas, sampai kira-kira waktu menunjukkan pukul 21.00 WIB, kami kembali ke tenda masing-masing untuk beristirahat malam.
Pagi dini hari, sekitar jam 03.00 WIB, suasana Taman Wisata Alam Gunung Pancar yang penuh dengan pohon pinus yang menjulang tinggi itu masing sangat sunyi dari suara manusia. Sebenarnya tidak sunyi, karena suara dari gesekan antar daun pohon pinus sangat mengusik telinga, bagi orang yang mendengarnya. Di suatu sudut perkemahan, tepatnya di dalam salah satu tenda kemah, terdapat seseorang yang mendengar usikan antar daun tersebut, yang tak lain adalah saya sendiri, karena tak mungkin saya bisa menceritakan ini kecuali saya sendiri yang menjadi subyek di sini. Sambil sesekali menyalakan senter untuk melihat keadaan luar, saya bangun diam saja, karena rekan satu tenda yang lain belum bangun. Jika berpikir untuk salat tahajjud, tak mungkin rasanya karena Kak Gofur telah memperingatkan untuk jangan keluar tenda pada malam hari sendirian atau berada di dalam tenda sendirian. Lagipula, arah kiblat tidak sejajar dengan posisi tidur, melainkan tegak lurus, sehingga tempatnya pun tak cukup.
Tiba-tiba, kumelihat Daffa, pratama Pramuka, bangun membuka mata (iyalah). Lalu aku langsung bertanya, “Jam berapa, sekarang?”. Sayangnya dia tak bawa jam, dsb, dan dia melanjutkan tidurnya. Lalu kutanya Ghifari, yang memakai jam tangan. Dengan muka setengah tidur, dia mengatakan, “Jam 3.” Wah akhirnya kutahu sekarang jam berapa. Namun dia pun melanjutkan tidurnya. Akhirnya jadilah kusendiri menunggu paling lama satu jam untuk menunggu semuanya bangun, karena di jadwal acara, jadwal bangun hari ini adalah pukul 04.00 WIB.
Sekitar pukul 4 kurang (sepertinya, karena saya tak bawa jam), saya kembali menengok ke luar tenda, dan terlihatlah beberapa Penerus 6 telah berkeliaran di kawasan tenda Paskibra. Nah, kalau sekarang mungkinn saya berani untuk keluar, sekedar untuk mengecek anak Pramuka yang lain. Akhirnya saya mengunjungi tenda yang terlihat bergerak-gerak—tanda telah ada orang yang bangun. Oh, ternyata itu tendanya Fariz. “Woy, Fariz, jam berapa, nih?”
“Jam 4.” Yey, karena waktu telah menunjukkan pukul 04.02 WIB di jam tangan milik Fariz, maka saya boleh membangunkan rekan setenda saya. Saya kembali ke tenda, “Woy, udah jam 4, nih. Ayo bangun, bangun!”
Tak butuh waktu lama untuk membangunkan rekan setenda. Kemudian, kami  langsung menuju aula untuk persiapan salat Shubuh. Robongan peserta dari ekskul Paskibra juga sudah banyak yang bangun. Begitu pula dengan anggota KIR. Semua peserta pelantikan menuju ke aula, namun tidak langsung mengambil air wudu, karena aula pun belum dibuka, lampu dalam masih mati. Mungkin penghuninya malah belum bangun. Pperlu diketahui bahwa Pak Ucok dan beberapa guru laki-laki lainnya bermalam di aula.
Beberapa saat setelah menunggu di depan pintu aula, akhirnya pintu pun dibuka. Saya yang pada saat itu sebagai orang terdekat dari pintu aula, bersama Rezkita Rasyid, seksi Rohis Paskibra, memanggil rekan yang lain dan memberitahu bahwa pintu aula telah dibuka. Yang telah mengambil air wudu’, termasuk saya, langsung masuk ke aula, sedangkan yang belum mengambil air wudu’ tentunya merek amengambil air wudu’ terlebih dahulu, padahal ternyata jumlah yang belum lebih banyak dari yang sudah.
Saat itu waktu Shubuh telah masuk, maka salah satu dari kami mengumandangkan azan. Al-hamdu lillah, di sana sudah tersedia mikrofon, sehingga lantunan azan sang muazin terdengar hingga ke luar. Singkat cerita, semua warga telah mengambil air wudu’ dan semuanya telah duduk rapi di aula. Setelah dipersilahkan untuk mendirikan salat qabliyah Shubuh, kami salat Shubuh berjemaah. Selesai salat, lalu zikir dan doa bersama, kami semua keluar aula dan berkumpul di lapangan, untuk melaksanakan olahraga atau peregangan pagi, dipimpin oleh  Penerus 6. Adiguna Hutama sebagai seksi Olahraga memimpin peregangan.
Seperti biasa, setelah melakukan kegiatan rutinitas, setiap ekskul memisahkan diri dan melakukan kegiatannya masing-masing. Anggota Pramuka  diberi tahu oleh Kak Gofur untuk mempersiapkan alat masak, seperti kompor, dll, yang telah kami bawa dari rumah. Wah, kali ini kita akan memasak, sekaligus pengujian syarat kecakapan khusus (SKK) untuk mendapatkan tanda kecakapan khusus (TKK) Juru Masak. Seluruh pasukan kembali ke tenda masing-masing dan mengambil peralatan, lalu berkumpul lagi atas komando Kak Gofur. Kemudian kami diberi pengarahan sedikit, selanjutnya kami kerjakan sendiri, sedangkan Kak Gofur hanya memperhatikan dari jauh.



Aktivitas memasak dimulai dari pembukaan kompor parafin, penyiapan panci, pengambilan air dari keran, dan seterusnya, sampai akhirnya makan. Perlu diketahui bahwa kami memasak mi (kok mudah yo?). Sesuai dengan selera masing-masing, mie instan tersebut bisa diberi bumbu sesuai porsi selera. Walaupun masing-masing membawa kompor dan alat sendiri, tetapi ini adalah pekerjaan regu. Maksudnya, setiap regu harus saling membantu satu sama lain di dalam regu itu.
Waktu tetap berjalan, sampai pada suatu kesempatan, ada suatu persitiwa agak mencengangkan (padahal tidak juga menurut saya). Terdengar suatu suara dari lingkaran regu Serigala. Terlihat Fadhlan sedang agak meringis kesakitan. Oh, ternyata Fadhlan memegang panci yang tidak didesain dengan sempurna. Panci tersebut sama sekali tidak dilapisi dengan sarung yang menjadi isolator panas (hubungannya dengan pelajaran Sanis, bisa ditanyakan kepada anggota KIR). Sehingga, Fadhlan berteriak kepanasan ketika memegang panci besi yang merupakan konduktor panas. Saya melihatnya biasa saja, paling hanya mengucapkan kalimat tasbih atau istighfar. Namun, ternyata kejadiannya agak menegangkan juga, alias tidak bisa dianggap ringan (lihat buktinya di hari ketiga). Ya sudahlah, sementara Fadhlan asik dengan lukanya, kami yang hampir menyelesaikan masakan kami bersiap untuk membereskan alat-alat. Lalu, atas komando dari Kak Gofur melalui Kak Fattiah (pembina perempuan, belum disebut dari tadi), kami diistirahatkan selama 15 menit, lalu bersiap untuk sarapan.
Setelah itu, kami melakukan penjelajahan, dengan berhenti di pos-pos tertentu. Lalu, pulangnya, yang putra melaksanakan salat Jumat. Setelah itu, ada latihan untuk yel esok hari. Ini terjadi sampai datangnya waktu ashar, lalu maghrib. Setelah salat Maghrib, lalu makan malam bersama 3 ekskul, salat Isya, lalu ada penyelesaian SKU.

Latihan yel-yel

Pukul 3 pagi esoknya, “Seluruh anggota Pramuka, dalam 3 hitungan berkumpul di lapangan!!!” Kak Gofur sedang tegas. Kami pun buru-buru, dan singkat cerita kami melakukan penjelajahan malam hingga melewati waktu shubuh. Namun kami masih sempat melakukan salat Shubuh sebelum matahari terbit. Al-hamdu lillah
Sudah hari terakhir, kami mulai merapikan barang bawaan. Kemudian, sekitar pukul 7, disaksikan oleh Pak Muliadi Tarigan, dilantiklah Penggalang Ramu pertama Pramuka SMP Labsky. Kami dipakaikan kacu dengan gagah, dengan prosesi yang singkat. Selanjutnya kami kembali menyiapkan yel untuk nanti ditampilkan di Labsky.

Labscout#1, setelah penyematan TKU Ramu

Foto bersama Labscout#1 setelah penutupan

Ketika matahari su agak naik, tronton datang, dan kami pun naik. Singkat cerita lai, kami sampai di Labsky. Setelah salat Zhuhur di sana, apel penutupan pun diselenggarakan, dan itulah penanda berakhirnya pelantikan ini, dan sebagai sejarah bagi Labscout, Pramuka SMP Labsky.






Komentar