Salat Zhuhur Berjemaah di Masjid Baitul-'Ilmi Labschool Kebayoran selama Pelaksanaan UHBT Semester 1 Siswa SMP TA 2013-2014



            Selamat pagi/siang/sore, para pembaca. Semoga diberi keselamatan atas kalian, dan rahmat Tuhan, serta berkah-Nya juga kepada kalian.
            Selama 5 hari, pada tanggal 7 sampai 11 Oktober 2013, siswa SMP Labschool Kebayoran melaksanakan Ulangan Harian Bersama Terprogram (UHBT). UHBT sebenarnya adalah ulangan harian biasa, namun dilaksanakan secara bersama-sama, yakni kelas 7, 8, 9 melaksanakannya secara serentak; dan terprogram, maksudnya pelaksanaannya dibuat seperti Ulangan Akhir Semester (UAS), dimana dalam satu ruang kelas terdapat campuran siswa kelas 7 dan 8, 7 dan 9, atau 8 dan 9, serta siswa menuliskan jawabannya di lembar jawaban komputer.
            Hampir setiap hari, UHBT telah selesai pada pukul 11.00 WIB, bahkan pukul 10.45 WIB siswa yang telah selesai mengerjakan soal boleh keluar ruangan. Pada saat ini,  biasanya di sketsel terpampang nilai pelajaran yang diujikan hari sebelumnya. Maka, dengan berebut siswa memadati papan sketsel yang memampang nilai mereka. Yoy, hitung-hitung karena berebut, ajang melihat nilai ini memakan waktu 15 menit, sehingga jarum jam di jam dinding kira-kira menunjukkan waktu 11.00 WIB.
            Pada hari biasa di luar pelaksanaan UHBT atau UAS, kira-kira pada waktu yang hampir sama, siswa SMA Labschool Kebayoran sedang berjalan ke Masjid Baitul ‘Ilmi, dan melaksanakan shalat Zhuhur, lalu setelah itu giliran siswa SMP. Nah, pada hari pelaksanaan UHBT atau UAS, memang notabenenya siswa SMP sudah boleh meninggalkan TKP (perkara yang dimaksud adalah pelaksanaan UHBT) alias Sekolah Laschool Kebayoran alias pulang (bagi yang kembali ke rumah).
Hal itu menyebabkan penduduk Sekolah Labschool Kebayoran yang berstatus sebagai siswa SMP kira-kira pada pukul 11.30 WIB tinggal sedikit, mungkin tidak sampai 100 orang. Pada saat-saat seperti ini, adalah masa dimana matahari hampir berada tepat di atas kepala kita alias sebentar lagi panggilan untuk melaksanakan shalat Zhuhur akan tiba. Waktu Zhuhur tiba pada 2 menit setelah matahari berada tepat di atas kepala kita (penulis mendapat informasi waktu Zhuhur ini dari Harian Kompas, namun hari dan tanggalnya lupa). Pada hari-hari seperti ini, waktu Zhuhur di daerah DKI Jakarta akan tiba kira-kira pada pukul 11.42 sampai pukul 11.43, menurut kertas jadwal waktu shalat yang ditempel di suatu ruangan di Masjid Baitul ‘Ilmi.
Adzan Zhuhur pun berkumandang di Masjid Baitul ‘Ilmi pada waktu tersebut. Pada hari Senin, 7 Oktober 2013, ada 3 siswa SMP Labsky (LABSchool KebaYoran) yang telah berada di dalam masjid. Dua di antaranya telah menunggu sejak mereka keluar. Satu di antara dua itulah yang mengumandangkan adzan Zhuhur pada hari itu. Satu orang yang lain di antara dua orang tersebut adalah Seksi Rohani Islam OSIS Dvadasa Laksmana Adikara. Laskra!!! Lalu, satu lagi yang lainnya baru datang kira-kira pada pukul 11.30 WIB. Setelah jeda waktu untuk shalat sunnah qabliyah, shalat Zhuhur berjamaah pun didirikan dan diimami oleh Bapak Dede Sulaeman. Setelah shalat berjamaah pertama selesai didirikan, muslimin SMP Labsky yang baru datang ke masjid membuat shalat berjamaah baru, yang diimami oleh Bapak Murjito, guru Matematika SMP Labsky.  Setelah itu dengan berbondong-bondong, siswa SMA, yang pada hari itu melakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasa memasuki masjid.
Pada hari berikutnya, yaitu hari Selasa, tanggal 8 Oktober 2013, keadaan hampir sama. Siswa SMP Labsky yang masih berada di Sekolah Labsky tinggal berjumlah sedikit. Pada hari ini, di papan sketsel mulai ditempel hasil ulangan hari sebelumnya. Tampak sesama kelas 7, 8 atau 9 saling bertanya kepada temannya tentang nilai mereka. Namun, diantara mereka, ada beberapa orang yang tidak terlalu banyak bertanya kepada temannya, namun langsung menuju Masjid Baitul ‘Ilmi (semoga mereka melakukannya karena Allah Ta’ala). Mereka sekarang berjumlah 4 orang. Tiga di antaranya adalah orang yang sama dengan hari sebelumnya. Sambil menunggu waktu Zhuhur, mereka melantunkan shalawat Nabi. Singkat cerita, adzan kembali berkumandang kira-kira pada pukul 11.43 WIB, dikumandangkan oleh satu di antara mereka yang pada hari sebelumnya tidak berada di masjid ini pada waktu yang sama. Beberapa penduduk SMP Labsky yang berstatus sebagai siswa yang masih berada di tempat berdatangan. Cerita kembali saya singkat, shalat Zhuhur berjamaah pun didirikan (maaf, saya lupa siapa yang mengimaminya).
Pada hari ketiga pelaksanaan UHBT, yaitu hari Rabu, tanggal 9 Oktober 2013, keadaan tak jauh berbeda dengan dua hari sebelumnya. Kali ini, ada 5 orang yang telah datang ke masjid lebih awal. Ada baiknya kita mengucapkan segala puji bagi Tuhan semesta alam, karena atas karunia-Nya siswa yang lebih dulu datang ke masjid jumlahnya terus bertambah (walaupun hanya satu per hari). Yoy, pada hari ini, anggota barunya adalah Koordinator Seksi Rohani Islam OSIS Dvadasa Laksmana Adikara! Laskra!!! Saya kembali mengucapkan Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, karena atas karunia-Nya pula, kini ada dua pengurus OSIS Laskra yang berada di bidang Rohani Islam. Pada hari ini, beliaulah yang mengumandangkan adzan Zhuhur, setelah beliau bersama 4 orang sahabatnya melantunkan Asmaul Husna. Singkat cerita, setelah jeda waktu, didirikanlah shalat Zhuhur berjamaah (maaf lagi, saya kembali lupa imamnya).


Setelah sebelumnya selalu mengalami peningkatan, pada hari keempat, yaitu hari Kamis, 10 Oktober 2013, siswa yang telah menunggu di masjid mengalami penurunan, yaitu sebanyak 4 orang. Kali ini tidak ada ‘Sang’ Koordinator Rohani Islam OSIS Laskra. Awalnya pun hanya 3 orang. Namun, satu di antara mereka memanggil salah satu sahabat mereka, dan akhirnya jadi 4 orang. Menjelang waktu Zhuhur, ternyata Kepala SMP Labschool Kebayoran yang sudah tak asing lagi, Bapak Ukim Komarudin, datang ke masjid. Saat itu, sedang ada masalah dengan mikrofon yang akan digunakan untuk mengumandangkan adzan. Empat sahabat tersebut bersalaman dengan Pak Ukim, lalu kembali mengurusi mikrofon. Mereka kurang tahu mengenai masalah mikrofon. Yoy, jika mikrofonnya tidak nyala, apakah adzan harus dikumandangkan tanpa mikrofon, maksudnya muadzin naik ke atas, dan berteriak mengumandangkan adzan (seperti zaman Rasulullah Muhammad SAW)? Wah, ono-ono wae masalahnya. Akhirnya, sebagai solusi, salah satu di antara mereka mencari Bapak Dede Sulaeman. Segala nikmat dari Tuhan harus kita syukuri, dan kali ini kami mendapat nikmat lagi. Segala puji bagi Tuhan semesta alam, karena atas karunia-Nya lagi, Pak Dede dapat ditemukan, dan mikrofon dapat digunakan. Lalu, dikumandangkanlah adzan Zhuhur, walaupun jarum jam menunjukkan waktu sekitar 11.43 WIB pada saat itu, dengan kata lain adzan Zhuhur agak terlambat berkumandang di Masjid Baitul ‘Ilmi. Cerita selanjutnya tidak jauh berbeda dengan hari sebelumnya, dan kira-kira pembaca sudah dapat mengambil kesimpulan.

Kesimpulan dari seluruh kata-kata di atas adalah jamaah shalat Zhuhur di Masjid Baitul ‘Ilmi Labsky pada saat pelaksanaan UHBT Semester 1 SMP menurun. Memang siswa tidak diwajibkan shalat Zhuhur di masjid sekolah, namun yang menjadi masalah adalah pada waktu menjelang Zhuhur berkumandang sebenarnya masih lumayan banyak siswa yang berkeliaran di plaza Labsky, namun begitu adzan Zhuhur berkumandang tiba-tiba suasana menjadi sepi, hanya sedikit yang bertahan untuk langsung menuju masjid walaupun masih terlalu banyak untuk dihitung dengan jari. Lebih parahnya lagi, ba’da shalat berjamaah, ketika jamaah sudah kembali ke plaza, tiba-tiba muncul lagi beberapa siswa dari luar. Wah, mereka saat adzan kabur, lalu kembali lagi, agar tidak diperintahkan oleh guru atau pihak berwenang untuk shalat. Ah, jangan su’uzhon.

Semoga keselamatan bagi kalian yang shalat berjamaah, dan rahmat-Nya, dan berkah-Nya juga kepada kalian. Selamat pagi/siang/sore!

Komentar