Raimuna Nasional XI 2017
Pertemuan
Pramuka Penegak-Pandega seluruh Indonesia, dalam bentuk perkemahan. Mungkin itu
penjelasan singkat untuk orang awam. Lebih lanjut mengenai apa arti kata raimuna,
lalu Penegak-Pandega itu usia berapa saja, soalan nanti. Inilah pertemuan,
inilah perkemahan, inilah kisah. Kisah 10 hari ++ bersama manusia-manusia.
***
Rainas
tahun ini tertanggal 13-21 Agustus, namun tahulah itu tanggal kegiatan. Apalagi
kegiatan besar nasional ini, hari-hari sebelumnya pasti ada persiapan. Dimulai
dari kumpul kontingen tiap akhir pekan di Kwarcab yang mewarnai masa awal masuk
sekolah, lalu ada simulasi dan perekatan solidaritas dengan menginap di
Kwarcab, sepekan sebelum pelaksanaan. Dan di bawah ini dimulai, rentetan tak
putus, rangkaian kegiatan menuju dan dalam kegiatan Raimuna Nasional XI 2017!
Koncab Jakarta Selatan, ini tidak lengkap, namun foto formal terbaik. |
Jumat,
11 Agustus 2017
Kami
telah harus berkumpul di Kwarcab sebelum esok harinya bergerak ke Buperta. Sore
hari, satu per satu anggota kontingen berdatangan, dan kami berbincang sejenak
mengenai esok hari. Ini kedua kali aku menginap di Kwarcab, setelah simulasi.
Segala barang bawaan dirapikan kembali. Ada kawan yang bahkan sudah dari malam
ssebelumnya, menginap.. Maklum, mungkin sudah bukan anak sekolah, atau memang
ingin fokus Rainas saja, haha. Hari cukup santai hingga malam, dan paginya akan
persiapan segalanya.
Sabtu,
12 Agustus 2017
Inilah
keberangkatan, inilah awal dari 10 hari itu, karena dihitung dari mulai
berkemah. Hanya dalam hitungan jam bahkan menit, Rainas yang katanya bertemu
dengan Pramuka seluruh Indonesia, akan nyata. Keberangkatan dibagi dua kloter,
kebetulan aku belakangan bertugas untuk menjaga barang-barang, jadi berangkat
dengan mobil Satpol PP.
Sesampai
di Buperta, memang sudah banyak yang sampai. Sempat bersalaman dan menyapa
orang-orang sebentar, namun kami harus membangun tapak kemah. Putra lebih
banyak andil, juga dalam membantu membangun milik putri.
Hari
ini belum ada kegiatan, sudah bertemu banyak orang. Malam hari aku dengan
beberapa kawan kontingen berkeliling. Sampai cukup malam, akhirnya tiba malam
pertama berkemah.
Kemah sebelum rangkaian dimulai. |
13-21 Agustus 2017: inilah Rainas XI
13 Agustus: Malam
Selamat Datang
Rainas
XI belum dibuka. Secara fakta kegiatan ini sudah dimulai, dengan seluruh
kontingen telah lengkap sebagian besar, dan sudah ada kegiatan kecil.
Seremonial, tidak diikuti semua peserta. Hari pertama ini masih seputar giat
jelang. Namun orang sudah menantikan. Ada yang ditunggu, Nidji akan tampil di
Lapangan Utama (Laput) malam ini.
Ya,
hingga tiba malam mungkin kami hanya berkeliling mencari kenalan, dan inilah
dimulai, ketika kontingen dibariskan, dan bergerak menuju tempat yang sama:
melihat Nidji. Eh, tapi tidak langsung Nidji. Sebelumnya ada hal yang tidak
kalah penting juga. Pemangku Adat Agung dan Presiden bicara, untuk menyambut
seluruh kontingen dalam Malam Selamat Datang. Malam ini sudah dahsyat, inilah
kumpulan 15.000 orang.
14 Agustus: Upacara
Hari Pramuka dan Pembukaan Rainas XI
Kemeriahan
Nidji sudah usai tadi malam. Kami butuh cukup beristirahat untuk menjalani
kegiatan pagi ini: pembukaan. Ya, akhirnya Rainas dimulai! Kalau semalam 15 ribu orang berkumpul dalam kegelapan, dan baju
bebas, pagi ini semua berkumpul dengan seragam Pramuka.
Kami berbaris dari tapak kemah, lalu berjalan menuju
Lapangan Utama. Perlu diketahui, tapak kemah kami berada di letak yang paling
jauh dari Laput, Kempa 4! Dan itu selalu menjadi perjalanan yang menyenangkan,
karena akan bertemu dan melihat banyak kontingen lain di perjalanan.
“Pagi, Kak!” Saling sapa sambil melihat banyak yang
melantunkan yel-yel memeriahkan pagi Hari Pramuka ini.
15 Agustus: Kegiatan
rotasi pertama
16 Agustus: Kegiatan
petualangan
17 Agustus: Upacara
HUT RI ke-72
Upacara lagi? Ya begitulah kehidupan perkemahan kami.
Bedanya dengan Jamnas tahun sebelumnya, 17 Agustus ini tetap memakai seragam
Pramuka, sedangkan Jamnas adalah festival kebudayaan, di mana tiap kontingen
memakai pakaian daerahnya.
Kami berbaris lagi, berjalan lagi menuju Lapangan Utama.
Kali ini kami dapat tempat di barisan, mungkin kali ini lebih pagi, atau makin
sedikit orang yang bergegas.
18 Agustus: Keliling
negara Rainas XI
19 Agustus: Giat
waktu luang, rotasi terakhir
20 Agustus: Karnaval
Budaya
21 Agustus: Sikap
Pulang!
Terisak-isaknya sudah semalam. Pulang dan tertidur pun
larut, betul-betul malam terakhir yang termanfaatkan. Oke, pagi ini teman-teman
pada bangun cukup telat. Memang sudah tidak ada kegiatan. Setelah makan pagi,
aktivitas pun langsung dimulai dengan beres-beres. Beberapa dari kami masih
menyempatkan untuk berkeliling dan memaksimalkan perpisahan dengan teman luar
daerah.
Hari masih pagi, dan tapak kemah sudah sangat berubah,
barang-barang sudah tak lagi di tempat biasanya. Aku hanya bisa bersandari di carrier-ku yang menjulang tinggi, sambil
menulis sesuatu. Surat, yang masih kupikirkan akan ditujukan kepada siapa saja.
Sembari berbincang dengan teman-teman, akhirnya tiga
pucuk suratku selesai, dan siap kuantar ke tapak kemah mereka. Akhirnya
kumenjelajah lagi. Tak terasa, hari makin siang dan hampir habis waktu. Kulihat
tetangga juga penduduk jauh perkemahan satu per satu meninggalkan perkemahan.
Buperta semakin ditinggalkan oleh pelaku keramaian selama 10 hari ini.
Bus sekolah datang. Aku sempat tertidur setengah jam, uenak di tumpukan barang-barang. Begitu
mendengar panggilan, aku membantu mengangkat barang-barang, satu per satu
hingga semua sudah tak ada lagi di tapak kemah. Lalu kami dibariskan oleh Kak Elpan.
Beberapa komando disampaikan oleh Kak Elpan, kemudian hendak dibubarkan lagi.
Sejenak sebelum dibubarkan, aku menyela, “Kak, tunggu Kak. Saya mau sikap lagi.
Yel-yel terakhir.”
“Oke, teman-teman. Sebelum kita meninggalkan tapak kemah,
mari kita berikap lagi. Kali ini adalah Sikap Pulang, pas saya bilang, jawabnya
Dadah!”
Teman-teman sambil sedikit tertawa dan senyum merespons.
Akhirnya kukomandoi terakhir di Buperta, sebelum kembali ke markas cabang, ea.
“Balik kanan, grak! Kepada yang tersisa, Sikap Pulang!”
“Dadah..!!”
Suasana sebelum meninggalkan tapak kemah |
Koncab JS setelah kembali ke Kwarcab, 21 Agustus |
***
Selasa,
22 Agustus 2017
Alarm
Semangat Kibar menyala, terdengar sayup. Biasanya untuk memacu semangat
berkegiatan, hari-hari sebelumnya. Aku terbangun, dan… ternyata di kamar.
Kemarin hari sampai rumah begitu azan Maghrib, habis itu langsung lelah. Untung
hari ini masih libur, bukan soal masih bisa santai sebelum sekolah, namun masih
bisa berdiam dan menenangkan diri, kembali memikirkan perkemahan. Yang
sebenarnya belum jauh, baru juga kemarin. Namun kembali ke realita, tak ada
lagi tetangga orang beda pulau, rasanya masih ingin demikian. Mandi bisa langsung
mandi, tidak mengantre. Dan inilah kehidupan, aku kembali.
Grup
Rainas XI sudah banyak terbentuk, dengan random
aku masuk dalam beberapa grup. Masih ramai-ramainya. Ini salah satu cara masih
ingin merasakan suasana Rainas. Lalu aku chat beberapa kawan kenalan
kontingen lain, saling berkabar dan bercerita, yang mungkin tak habis di
perkemahan. Koncab JS sangat dekat ke rumah, kumpul sebentar di Kwarcab bisa
langsung kembali ke rumah. Maka yang berasal dari lain pulau nikmatilah, extend di Jakarta, perjalanan kembali ke
daerah yang tidak sebentar. Ya, mereka masih bisa menghabiskan cerita selama 10
hari ++ ini. Sedangkan kami Koncab JS, biarlah.. Jarak sehari lagi menuju
bersekolah.
Tak
berharap orang mau mendengarkan ceritaku, karena mereka juga belum tentu
merasakan bagaimana yang kurasakan. Memang tak habis, karena 15.000 untuk 10
hari pun terlalu banyak, ada rasanya tak puas, makanya ingin terus berlanjut.
Namun yang menjadikan ini berharga karena ini akan berakhir, dan sudah
berakhir, walau tidak terasa karena begitu cepat. Akhirnya.. Hanya menanti
sekolah esok hari, oya hari Rabu, ber-Pramuka. Lumayan, masih belum jauh dari
Pramuka.
Komentar
Posting Komentar