Setelah 4 Tahun, Labscout

Pelantikan Penggalang Ramu Labscout 2017, sudah tahun kelima, rekor anggota terbanyak





            Dunia ini masih dunia yang sama, tidak berpindah semesta menjadi Marvel Cinematic Universe, misalnya. Ada bangunan yang bisa dipandang setiap hari olehku: gedung SMP Labschool Kebayoran. Sejatinya SMP dan SMA sama saja, kami satu gedung. Namun ada pemisahan, tentunya.
            Itu gedung di mana aku keluar-masuk ruangan demi ruangannya hampir tiap hari. Itu koridor yang kala itu aku mondar-mandir sebagai orang sibuk atau setidaknya berjalan santai. Sekarang pun masih bisa kulakukan itu, tak ada yang melarang. Mungkin sesekali kulakukan itu, melihat apa yang pernah kulakukan. Ya, dunia ini masih sama, hanya saja waktu telah berjalan.
* * *
             “Ngapain, Bi?”
            “Ngikut ini lah, Pak,” kujawab Pak Sucipto di gerbang sekolah. Di dalam, adik-adik sudah berbaris rapi. Senior mengomandoi, aku jadi teringat dulu. Tak begitu penting, maka kulewatkan begitu saja. Lanjut berjalan di koridor maka aku melihat orang-orang yang lebih penting untuk ditemui.
            Kak Pras, panggilannya. Namanya Kak Prakoso Putra Permono, aku harus ingat nama lengkap orang. Beliau Pembantu Pembina, membantu Kak Gofur dalam proses pendidikan Labscout ini. Sudah berlangsung sejak 2 tahun sebelumnya, di mana sejauh itu cukup banyak hal terjadi, bagian dari takdir. Perkenalan orang ini bisa mempunyai segmen tersendiri. Intinya kali ini beliau ikut dalam perkemahan ini.
            Putri Viola Kurnia, Ibnu Asril. Siswa SMA Labschool Kebayoran, kelas 10 tahun ini. Taka sing, aku cukup akrab dengan Pak Asril karena beliau wali kelas 9-ku. Dahsyat ya, bahkan adik kelas termudaku di SMA sudah menjadi alumni juga, memang waktu berjalan. Dia angkatan 3 Labscout, menjalani pelantikan pertama pada 2015. Dia juga akan berperan dalam kisah yang ditulis ini.
            Kami duduk di suatu bangku panjang di koridor menuju gedung SMA. Akhirnya datang, saya. Duduk di tengah mereka yang sudah berbincang terlebih dulu, aku sendiri yang tidak memakai seragam Pramuka, haha. Katanya ya kegiatan Pramuka memakai seragam Pramuka, lah. Bagiku ada waktu tersendiri memakai seragam, to. Baik, kami lanjut berbincang, mengenai berbagai hal. Menunggu beberapa orang juga. Kak Gofur, salah satunya. Beliau belum datang, dan kami menanti penasaran beliau akan memakai baju apa, setidaknya untuk menemaniku tidak pakai seragam, haha. Singkat cerita beliau datang, dan ternyata pakai seragam, oke. Sekarang tim orang dewasa telah lengkap. Kak Lilis sudah sedia, Kak Kun sudah duluan ke lokasi kemarin hari. Inilah dia, pelantikan ekskul Pramuka, Paskibra, Teater, dan LECC SMP Labschool Kebayoran tahun 2017, bertempat di Sentul Edu Eco Tourism Forest.
            Adik-adik sudah akan berangkat, kami juga bersiap. Sempat bertemu Bu Yati, diucapkan terima kasih karena telah bersedia membantu lagi menjaga adik-adik kami. Aku melihat Inka juga, di samping pelatih Paskibra. Inka Anindya Riyadi, teman sekelas 9-ku, anak Paskibra. Maka cukup banyak alumni yang berperan, kali ini, menarik. Lanjut, aku kebagian satu tronton dengan Viola, bersama regu putri. Kami berangkat dan mulai, ada obrolan dan berbagai hal di tronton. Aku hampir tidak mendapat tempat duduk, namun itu nyaman saja. Labschool tidak berubah, ya memang masih dunia yang sama kan: banyak camilan di kendaraan, cukup untuk mengisi perut hingga tiba, dan tidak sempat membuat kerongkongan kering.


 
 
            Sekitar 2 jam kami sampai di lokasi, Sentul EETF. Ya, namanya tertulis jelas di depan, cukup panjang ya. Aku turun duluan, lompat dari tronton, untuk mengatur hal-hal yang harus duluan diatur. Selanjutnya baru adik-adik turun, dan kami membawa barang bawaan ke tempat kegiatan. Pramuka mendapat jatah berkemah, sedangkan tiga ekskul lainnya akan bermalam di barak. Tenda sudah dibagi per regu oleh tim advance Kak Kun dan Pak Asril.
            Hari sudah cukup siang, hampir tengah hari. Maka tidak ada kegiatan hingga azan Zhuhur, lalu berkumpul. Kali ini tiap ekskul lebih independen, menjalankan kegiatan masing-masing, akan hampir tidak ada kegiatan bersama-sama. Maka berkumpullah saat waktu Zhuhur. Salat Zhuhur diimami Kak Kun, selanjutnya ada materi P3K yang dibagi tiga di pos Kak Gofur, Kak Pras, dan Viola. Aku kebagian jatah survei jalur penjelajahan oleh 2 guru, hebat benar ya. Cukup dahsyat jalurnya, hingga aku balik lagi dan materi masih berlangsung. Sempat melihat dan membantu proses materi, hingga kegiatan dipotong salat Ashar.


            Salat Ashar diimami Kak Gofur, setelah itu kegiatan materi kompas, berlangsung hingga Maghrib. Pemangku Adat, Akbar Wira, yang hari ini sedang menjalankan Tes Paket, menyempatkan hadir ke perkemahan. Sebuah hambatan karena Dewan Penggalang aktif yang notabene kelass 9 berarti berhalangan semua. Dilaksanakanlah salat Maghrib dan Isya. Ada beberapa evaluasi dan senior untuk kegiatan hari pertama, dilanjut makan, dan setelah itu ada pengisian SKU. Cukup banyak yang belum, hingga malam habis, dilanjut esok hari kegiatan.
            Hari kedua, bukan tidak panjang, justru ini yang terpanjang. Jelang mentari muncul, salat Shubuh berjemaah dilakukan di aula, lalu kami bergerak sejenak dengan senam pagi. Lalu dilanjut kegiatan utama hari ini, penjelajahan yang melelahkan namun menyenangkan dan membawa senyum, dan basah-basahan di sungai seakan menebus kelelahan akibat penjelajahan berlumpur sebelumnya. Saat penjelajahan, semua Sesepuh Labscout memakai kaus angkatannya, lengkap dari angkatan 1 Ekapurwa Tilaka yang diwakili diriku, lalu kaus angkatan 2 yang harusnya ada Salman, namun dia belum datang maka untung Kak Gofur memakai kaus angkatan 2. Lalu Viola memakai kaus angkatan 3, dan angkatan 4 adalah yang mendidik para calon Ramu kali ini. Kami berfoto 4 generasi, dengan baju basah. Seru..
           Sorenya menjadi refleksi apa yang dijalani di pagi hari. Setelah lelah, istirahat salat, lalu semua kembali berkumpul di aula. Sudah hadir Salman, Pemangku Adat angkatan 2, makin mewarnai kegiatan Labscout kali ini. Sesepuh Labscout diberi kesempatan untuk sharing dan perkenalan diri di depan adik-adik penerusnya ini. Abiyyi, Pemangku Adat angkatan 1 Ekapurwa Tilaka. Salman, penerusku. Ada Viola untuk angkatan 3. Akbar sudah harus kembali melanjutkan kewajiban kelas 9-nya. Dan kami semua berbicara, testimoni tentang perjalanan dan pengalaman. Sudah panjang juga perjalanan Labscout, sudah banyak warna yang berbeda di tiap angkatan, yang bisa dibagikan kepada angkatan yang sekarang.
            Namun Labscout memang unik, Pramuka dengan rasa Labschool. Atau memang Labschool itu mempunyai budaya yang kuat, sehingga apapun bagiannya atau organisasinya maka identifikasi Labschool akan selalu kuat. Maka selain kekeluargaan Labscout, sebagai Labschoolian juga menyenangkan berbagi cerita dan pengalaman dengan adik-adik ini. Akhirnya teringat perkataan Pak Muliadi Tarigan pasca-UN Twalvis, "...tapi kalian masih tergabung dalam keluarga besar SMP Labschool Kebayoran."
            Keluarga itu tidak akan hilang, dan saya merasakannya sore ini. Sore makin jelang malam, matahari yang tiba di ufuk barat memperindah pemandangan sore saja, seakan pandangan kenangan sore ini juga didukung oleh alam yang indah. Hari semakin malam tentu tetap ada rutinitas: salat berjemaah dan makan malam. Setelah itu, masih diberikan kesempatan untuk yang belum menyelesaikan SKU. Singkat saja, dan Labscout angkatan 5 harus beristirahat sejenak untuk menanti kegiatan malam. Malam hari kegiatan lebih serius, dan makin serius makin malam, hingga akhirnya dilantiklah Labscout angkatan 5, sebuah perjalanan waktu.
            Tak seperti pelantikan sebelumnya, adik-adik telah dilantik pada dini hari, maka pagi harinya semua tinggal beres-beres dan bersiap pulang. Kami pulang kembali menaiki tronton, hingga tiba kembali di Labsky.


Memandang panorama di sore hari, melihat empat tahun lalu di kawasan jauh sana, Gunung Pancar. Tempat berubah, orang pun berubah seiring masa. Namun belum jauh waktu, masih ada orang yang sama, yaitu orang yang setia dan peduli. Labscout, Pramuka SMP Labschool Kebayoran, saat lalu, kini, hingga nanti berharap masih bertahan orang-orang.

Komentar