Anggrek Hitam di Hutan Kalimantan


Anggrek hitam (Coelogyne pandurata) hidup di hutan-hutan di Pulau Kalimantan. Tumbuhan ini terkenal sebagai maskot provinsi Kalimantan Timur. Biasanya hidup menempel di pohon tua. Dikenal oleh penduduk setempat dengan nama ‘Kersik Luway’, yang artinya pasir sunyi. Populasinya semakin terancam karena semakin marak diburu dan habitatnya terus terdesak oleh perkebunan kelapa sawit yang makin merajalela. Kebanyakan dari tumbuhan ini diambil para kolektor anggrek. Selain itu, tumbuhan ini dapat ditemui di Cagar Alam Kersik Luway, yang bertempat di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.
            Dinakaman anggrek hitam karena lidahnya (labellum) berwarna hitam dengan garis hijau, yang membedakannya dengan jenis anggrek yang lain. Selain itu, hal lain yang unik dari anggrek hitam adalah baunya yang wangi semerbak. Keunikannya tersebutlah yang dapat memikat para kolektor di Tanah Air. Tak terkecuali Ibu Tien Soeharto, yang membudidayakannya di sebuah taman khusus di Taman Mini Indonesia Indah.
            Anggrek hitam semakin sulit ditemukan di habitat aslinya di hutan-hutan Kalimantan. Pembalakan liar membuat pohon tua yang biasa menjadi tempat hidup anggrek hitam ditebang tanpa penanaman kembali. Biasanya, lahan hutan yang ditebang dijadikan lahan untuk perkebunan kelapa sawit dan anggrek hitam yang menempel di pohon tua diambil lalu diperdagangkan. Banyak pedagang liar yang menjualnya dengan harga tinggi. Yang membeli biasanya para kolektor anggrek. Mereka rela membayar dengan harga tinggi demi mendapatkan anggrek yang unik ini.
            Namun, masih ada orang yang peduli dengan kelestarian tumbuhan langka ini. Misalnya Ramianto Situl dan keluarganya, yang secara turun temurun selalu merawat anggrek hitam di lahan milik keluarganya. Kini dia bersama 4 saudaranya masih melakukan upaya pelestarian populasi anggrek hitam. Tak ada keuntungan yang dia peroleh, hanya untuk melestarikan flora Indonesia yang telah terancam ini. Semoga dengan beberapa upaya penyelamatan anggrek hitam di Indonesia, dapat memulihkan populasinya. Jangan sampai tumbuhan yang unik ini punah karena para ‘tangan-tangan jahil’.

Komentar