Opera Sejarah: Ken Dedes 'Wanita di Balik Takhta'
Sebuah
opera garapan Eny Sulistyowati dan Tri Ardhika Production berjudul ‘Ken Dedes,
Wanita di Balik Takhta’ ternyata sangat diminati oleh masyarakat. Awalnya,
opera ini dipentaskan pada 2 Februari 2013 di Gedung Kesenian Jakarta. Pentas
berdurasi 1,5 jam ini diramaikan dengan kehadiran Inul Daratista, yang berperan
sebagai Ken Dara. Sebanyak 34 seniman Jawa juga turut memeriahkan pentas ini.
Dengan sutradara Dewi Sulastri serta penata tari Hendro Yulianto, Bathara
Saverigadi Dewandoro, Rury Avianti, dan Yasinta, pentas perdana ini dapat
menghibur masyarakat.
Namun, tampaknya
masyarakat tak cukup menonton sekali saja. Opera Ken Dedes kembali dipentaskan
pada 17 Februari 2013 di Gedung Kautaman Pewayangan. Pada kesempatan ini,
pentas lebih bersifat pribadi. Sebagian besar penonton adalah siswa Sanggar Swargaloka. Inul Daratista juga sudah tidak
dimainkan.
Setelah
dua kali tampil di ibukota, Opera Ken Dedes mencoba tampil di luar Jakarta. Sesuai
dengan ceritanya, Opera Ken Dedes tampil di Surabaya. Kerajaan Singosari
terletak di Jawa Timur. Jangan sampai masyarakat Jawa Timur tidak tahu cerita
sejarah yang berada di wilayahnya. Ternyata, pentas ketiga ini juga membuat
antusias masyarakat. Kapasitas Taman Budaya Jawa Timur yang berjumlah 600 kursi
itu terjual habis.
Ken
Dedes merupakan wanita yang lahir di kalangan rakyat jelata. Ia sering bermain
dengan teman-teman sebayanya. Ia begitu dikenal karena kecantikannya. Seiring
perubahan waktu, Ken Dedes semakin dewasa. Hingga, pada suatu ketika, datanglah
Sang Awuku Tumapel, yaitu Tunggul Ametung. Ken Dedes diculik dan dibawa ke
istana Tumapel.
Bertahun-tahun
Ken Dedes menderita di bawah kekejaman Tunggul Ametung. Ia juga merasa iba
dengan rakyat yang juga diperlakukan sama oleh Tunggul Ametung. Hingga akhirnya
Tunggul Ametung tewas oleh Ken Arok. Dengan begitu, rakyat bisa diselamatkan.
Ken Arok menikahi Ken Dedes, dan didirikanlah Kerajaan Singosari.
Komentar
Posting Komentar