Tokoh Tersakti dalam Ramayana
Kumbakarna
Yang pertama layak masuk daftar adalah Kumbakarna, adik Rahwana. Ia bertubuh besar, terbesar di antara tiga saudaranya. Ia tak bisa diremehkan kekuatannya, sesuai dengan ukuran tubuhnya, ia dapat dengan mudah membabat dan melibas pasukan wanara Prabu Sugriwa. Sampai Hanggada dan Prabu Sugriwa turun tangan melawannya, mereka juga kalah kekuatannya. Akhirnya Kumbakarna gugur oleh panah Surawijaya Laksmana.
Prahasta
Namanya Detya Prahasta, ia adalah paman Rahwana, kakak dari Dewi Sukesih, ibu Rahwana. Ia berumur panjang dan sakti. Pada saat satu per satu anak Rahwana gugur, ia akhirnya maju melawan pasukan Sri Rama. Pertarungan terakhirnya adalah melawan Hanila, dan berhasil mendesaknya. Baru saat Hanila menemukan tugu batu Dewi Indradi, dan disambar ke kepala Prahasta, ia tewas seketika.
Hanggada
Putra Sobali ini memiliki darah kegagahan ayahnya. Dididik segala ilmu oleh ayahnya, ia menjelma menjadi pemuda gagah sakti. Tenaganya sangat kuat dan ilmu bertarungnya sulit diimbangi, hingga ia bertemu Hanoman, sepupunya. Pada saat perang dengan Alengka, Hanggada memimpin pasukan wanara di bawah komando Sugriwa, banyak menumpas balatentara raksasa. Ia bertahan cukup lama melawan Kumbakarna dan berduel satu lawan satu dengan Indrajit.
Laksmana
Yang kemudian layak masuk daftar adalah Laksmana, adik Sri Rama. Ia tak bisa dianggap remeh kesaktiannya, memiliki panah sakti Surawijaya. Selalu berada di samping kakaknya tak ayal ia juga ketularan saktinya. Sebelum kakaknya mendapatkan Dewi Shinta, Laksmana menjadi ksatria penolong orang lemah bersama Rama. Kemudian pada perang memperebutkan Shinta kembali, Laksmana berhasil menumpas tokoh-tokoh penting seperti Kumabakarna dan Indrajit. Namun berada dalam bayang-bayang kakaknya membuat Laksmana berada di bawah.
Sobali
Lahir sebagai manusia, Sobali bersama saudaranya, Sugriwa, berubah menjadi monyet karena masuk ke dalam telaga. Kemudian ia disuruh bertapa ngalong. Ketekunannya membuat ia dianugerahi kesaktian yang tinggi. Setelah dua tahun bertapa, ia menjadi jago Dewata untuk mengalahkan Lembusura dan Maesasura di Goa Kiskenda. Dua binatang yang tadinya ditakuti penduduk hutan itu dapat ditewaskannya bersamaan, dengan mengadu kedua kepalanya. Ia mempunyai Aji Pancasona yang membuat dirinya tak bisa dibunuh, jika mati maka akan hidup lagi jika kena semilir angin. Pernah diakui kesaktiannya oleh Rahwana dan menjadi guru untuknya, hingga ia pun terkena muslihatnya dan memberi Aji Pancasona untuk Rahwana.
Indrajit
Mulai masuk ke daftar kesaktian mengerikan. Ia merupakan putra Rahwana dengan Dewi Tari. Selain keturunan ayahnya yang tak diragukan lagi kesaktiannya, ia merupakan cucu Batara Indra. Maka dari itu juga ia diberi nama Indrajit. Senjata Nagapasa merupakan andalannya yang mengerikan, bahkan sempat melumpuhkan Sri Rama dan Laksmana, setelah hampir seluruh pasukan wanara. Ia juga merupakan petarung yang sangat jago, kemampuannya dihadapkan dengan Hanoman saat di Taman Asoka. Akhir hidupnya, ia disadarkan oleh Wibisana kepada kodratnya dan kelakuan ayahnya, dan pada kesempatan itu Laksmana yang telah sembuh lagi memanah Indrajit hingga kepalanya terlepas dari badannya.
Sarpakanaka
Sarpakanaka adalah raksesi, satu-satunya putri Wisarawa dan Sukesih. Ia mempunyai watak angkara murka seperti kakaknya Rahwana. Dari telapak tangannya dapat muncul energi yang sangat dahsyat dari kuku Pancanaka. Balatentara wanara Prabu Sugriwa berada di ambang kepunahan ketika Sarpakanaka turun ke medan laga, hingga akhirnya Hanoman maju. Akhirnya kuku itu dapat dipatahkan dan berpindah ke tangan Hanoman, dan ia pun mati.
Sri Rama
Rahwana bebas kembali setelah Arjuna Sasrabahu meninggal, Batara Wisnu lahir kembali sebagai Sri Rama. Sejak kecil ia sudah terlihat kebijaksanaannya dan kemampuannya dalam bertarung. Beranjak remaja, kepiawaiannya itu ia gunakan untuk menolong orang yang membutuhkan. Ia dikenal masyarakat terutama negara Mantili ketika berhasil merentangkan busur milik Prabu Janaka yang tak berhasil direntangkan siapa pun di sana. Kemudian Dandang Sangara pun ia tundukkan sebagai syarat mendapatkan Dewi Shinta. Satu hal yang tidak tampak pada Rama ciri Batara Wisnu adalah bertiwikrama. Namun kesaktiannya tetap mengimbangi Rahwana dalam duel satu lawan satu, dan dengan kecerdikannya, akhirnya Rahwana dapat dikalahkan, tanpa harus dibunuh, namun menderita selamanya.
Hanoman
Hanoman adalah putra Sanghyang Jagatnata, tak ayal mengapa ia tumbuh menjadi sangat sakti. Setelah kelahirannya, ia langsung dibawa Dewata ke kahyangan bersama ibunya dan Kapi Saraba. Kemudian ia menjadi murid Batara Bayu dan diberi ilmu oleh para dewa. Berbekal Aji Bayubraja dan Bandawasa dari Batara Bayu, Hanoman yang masih remaja diturunkan ke Marcapada untuk mengabdi kepada titisan Batara Wisnu, Sri Rama. Ketika dipercaya menjadi duta oleh Sri Rama, Hanoman berhasil menundukkan Indrajit dalam pertarungan satu lawan satu, itu pun setelah berhasil menghajar puluhan raksasa. Kemudian ia dihukum bakar oleh Rahwana, namun api tak dapat membakarnya, justru ia membakar sebagian istana Alengka! Kemudian pada akhir pertarungan, ia sempat berduel satu lawan satu melawan Rahwana, dan sempat membunuhnya, walau Rahwana hidup lagi. Hanoman masih hidup panjang hingga zaman Mahabharata, dan hingga masa itu pula ia masih disegani.
Rahwana
Kalau yang ini tak perlu dipertanyakan lagi. Sebab ada cerita Ramayana adalah karena perbuatan Rahwana, yang mana ia mempergunakan kesaktiannya untuk berbuat angkara murka di Marcapada. Ia lahir dari hasil perbuatan seksual Begawan Wisarawa dan Dewi Sukesih yang jadi mencemari ilmu tinggi Sastra Jendra Yuningrat, sehingga menimbulkan gelegar jagat raya. Lalu ia bertapa di Gunung Gokarna dengan kaki diangkat satu, menjadi salah satu tapa yang paling menggemparkan Jonggringsaloka. Akhirnya Sanghyang Jagatnata mengabulkan permintaannya untuk memiliki kesaktian tak terbatas. Kemudian ia berhasil mengibuli kakaknya Danaraja untuk mendapatkan ajian yang sangat dahsyat, Rawarontek, membuat Rahwana tak akan bisa dibunuh. Akhirnya ia semakin angkuh dan berambisi menguasai dunia.
Seumur hidupnya ia hanya dapat dikalahkan sampai tewas oleh Bambang Somantri (dengan senjata Cakrabeswara), Arjuna Sasrabahu, Resi Sobali, dan Sri Rama. Ia sempat tunduk dan gentar kepada Arjuna Sasrabahu, namun kembali bebas ketika Arjuna Sasrabahu meninggal. Kemudian ia bertemu dengan Resi Sobali, berpura-pura mengakui kesaktiannya hingga akhirnya pun dapat mendapatkan Aji Pancasona. Dengan Gowawijaya Sri Rama pun Rahwana hidup kembali, baru akhirnya Rahwana dijepit di Gunung Sondara dan Sondari hasil siasat Sri Rama.
Komentar
Posting Komentar