Cerita Wayang: Jabang Tetuka



     
Negara Gilingwesi kini dirajai oleh Prabu Kala Pracona dengan patihnya bernama Sekipu. Sang Prabu kini sedang dilanda rindu asmara. Ia ingin memiliki Batari Supraba. Ia hendak melamar Batari Supraba. Ia mengutus Emban Sekarlaras untuk melamar Batari Supraba ke Suralaya. Sekarlaras adalah seorang yang sakti dan cerdik. Ia tidak bisa dianggap remeh dalam bertarung.
Di Suralaya, Batara Guru merasa tidak lama lagi akan terjadi malapetaka. Maka dari itu, para dewa harus berjaga-jaga di sekitar Suralaya mencegah musuh yang masuk. Pada waktu itu, Sekarlaras sudah sampai di Suralaya. Ia terlihat oleh sepasukan tentara Dewata yang dipimpin oleh Batara Bayu. Sekarlaras mengutarakan maksudnya datang ke Suralaya. Batara Bayu marah mendengar hal tersebut. Maka, ia mengeluarkan angin topan sehingga Sekarlaras melayang-layang ke dunia sampai akhirnya jatuh di negara sendiri. Ia ditemukan pingsan oleh seorang hulubalang tentara. Ia melaporkan kepada Prabu Kala Pracona. Setelah sadar, ia menceritakan kejadian yang dialaminya tadi. Prabu Kala Pracona marah dan hendak menyerang Suralaya.
Batara Guru sudah mempersiapkan balatentara Dewata untuk menahan serangan balatentara Gilingwesi. Beberapa hari menunggu, akhirnya datang juga balatentara Gilingwesi. Perang berkecamuk dahsyat. Di suatu tempat, pertempuran seru sedang berlangsung. Sekarlaras sedang berhadapan dengan Batara Kamajaya. Sampai pada suatu ketika, anak panah Kamajaya menancap di dada Sekarlaras. Ia masih bisa bertahan, hendak menyerang lagi. Batara Kamajaya segera membidikkan panah lagi. Dan, dua anak panah menancap tepat di jantung Sekarlaras, dan matilah ia.
Di lain tempat, Patih Sekipu sedang mengamuk. Tak ada yang bisa menahan serangan Patih Sekipu. Batara Bayu, yang melihat keadaan tersebut, menjadi cemas. Lalu, ia menghadang Patih Sekipu. Pertempuran seru berkecamuk. Entah berapa lama Batara Bayu menahan serangan-serangan Patih Sekipu yang sangat tangguh tersebut. Akhirnya, pada suatu kesempatan, Batara Bayu berhasil menusukkan kuku Pancanakanya ke perut Sekipu. Maka matilah ia.
Mendengar emban dan patihnya gugur, Prabu Kala Pracona marah. “Eit, Sekarlaras dan Sekipu gugur?! Dewata, hayo, lawan aku!“ Ia pun maju ke medan perang, mengamuk bagaikan singa lapar. Tak terhitung jumlah balatentara Dewata yang telah menjadi korban keganasannya. Melihat keadaan tersebut, Batara Brahma menghadangnya. Ternyata Prabu Kala Pracona tangguh sekali. Batara Brahma sampai kewalahan menghadapinya. Melihat saudaranya yang hampir mati, Batara Sambu maju menggantikan saudaranya tersebut. Namun, ia juga tak bisa menandingi kesaktian Prabu Kala Pracona. Akhirnya para dewa putus asa. Balatentara Dewata mengambil langkah seribu, masuk ke gerbang Selamatangkap. Sementara, Prabu Kala Pracona mengejar. Untuk mencegahnya, Batara Bayu mengeluarkan ajian Bayusastra, yaitu berupa angin topan, yang bisa menerbangkan Kala Pracona. Dengan sekuat tenaga Kala Pracona menahan deraan angin tersebut. Memang sungguh saktimandraguna raja tersebut. Setelah Kala Pracona sudah tampak kecapaian, Batara Bayu menghentikan ajiannya, dan masuk ke gerbang pula.
Di dalam istana Suralaya, para Dewa berbincang-bincang. “Yayi Guru, bagaimana sebaiknya menghadapi Kala Pracona yang sakti mandraguna tersebut?
 “Kanda Narada, Kala Pracona dapat dikalahkan oleh putra Arya Werkudara dari Jodipati.
“Putra Werkudara? Tetuko?
“Inggih, Kanda.“           
“Lho dia kan masih bayi?!”
“Benar, sudah suratan takdir begitu. Pusaka ini akan dapat memotong tali pusarnya. Pancanaka Bima pun tak bisa memotongnya, memang sudah digariskan demikian. Sekarang Kanda langsung saja berikan pusaka ini kepada Arjuna.“
“Baik, Yayi. Sekarang saya mohon pamit.“ Batara Narada pergi menuju ke Rimba Kamyaka, hendak memberikan Pusaka Konta kepada Arjuna.
Adipati Karna Suryaputra, putra Batara Surya, kebetulan kini juga sedang bertapa memohon senjata pusaka, di Rimba Kamyaka. Cuaca juga sedang tidak terlalu cerah. Saat itu, Batara Narada telah sampai di Rimba Kamyaka. Dia mencari-cari Arjuna. Sebenarnya, cara menemukan Arjuna sangat mudah. Ia selalu bersama para punakawan. Namun, tiba-tiba muncul seseorang yang sangat mirip dengan Arjuna datang menghampiri Batara Narada. “Eyang Pukulun Batara Narada, saya Arjuna yang Eyang cari.
“Lho? Biasanya dengan para punakawan, Ngger. Sekarang mereka kok tidak menyertai?“
“Mereka berada di rumahnya, Eyang. Sedang ingin istirahat, katanya.
“Tidak biasanya ingin istirahat. Ya sudah, ini Ngger, Eyang disuruh memberikan Pusaka Konta ini kepada cucuku Arjuna. Terimalah. Segeralah pulang ke Pringgadani.
“Terimakasih, Eyang Narada,“ Sang Arjuna palsu tersebut langsung pergi meninggalkan Batara Narada.
Di tempat lain, Arjuna asli dan para punakawan sedang mencari Batara Narada. Tiba-tiba, mata Gareng melihat sosok yang mirip Batara Narada. Langsung, Arjuna dan para punakawan menuju tempat tersebut. Ternyata ia benar Batara Narada. “Sampurasun, Eyang Pukulun Batara Narada.
“Lho? Sampeyan siapa?“
“Saya Arjuna, Eyang.
“Arjuna?! Lalu yang tadi siapa?! Waduh!“ Batara Narada kaget setelah bertemu Arjuna lagi. Kali ini pasti Arjuna yang asli karena disertai para punakawan.
“Memang ada apa, Eyang?“
“Tadi Eyang bertemu orang yang mengaku sebagai Arjuna. Jadi Pusaka Konta telah Eyang berikan kepada dia.“ Arjuna kaget mendengar pernyataan tersebut. Mereka berpikir, kira-kira siapa ksatria yang wajahnya sangat mirip dengar Arjuna. “O! Mungkin dia Bambang Aradea, Ngger.“ Semar teringat wajah Aradea yang sangat mirip dengan Arjuna. Lagipula dia juga sedang mencari senjata sakti.
“Adipati Karna, maksud Paman?“
“Iya, Ngger, Aradea atau Karna.
“Mari kita cari.“ Arjuna dan para punakawan segera menyusuri hutan mencari Adipati Karna. Setelah agak lama, mereka akhirnya menemukan Adipati Karna di hutan.
“Sampurasun, Adipati Karna.
“Arjuna, ada apa kau datang kemari?“
“Saya hanya ingin meminta Pusaka Konta yang diberikan Batara Narada kepada sampean,“
“Enak saja kau Arjuna. Pusaka itu ditujukan kepadaku, tak ada yang bisa mengambilnya.“
“Eh, Karna, jangan memancing emosiku ya, Karna.”
“Ayo, kalau kau bisa mengambilnya,” Belum kering bibir Karna, tiba-tiba di depan mukanya muncul tangan Arjuna yang mengepal. Dengan sigap, Karna langsung menghindar ke samping. Ia akan mempersiapkan serangan balasan. Lalu, terjadilah sebuah pertempuran yang hebat. Kesaktian keduanya seimbang. Masing-masing mengeluarkan segenap kekuatan yang dimilikinya.
Namun, tiba-tiba Arjuna lengah dan terpukul oleh Karna. Ia pun terjatuh. Saat itu, hari sudah menjelang malam. Karna berusaha kabur dari Arjuna. Namun, Arjuna masih bisa menarik kaki Karna sehingga Karna ikut jatuh. Lalu, terjadilah pergulatan di tanah. Beberapa saat kemudian, terlihat Karna lolos dari pergulatan, lalu melarikan diri. Karna berhasil mempertahankan Pusaka Kontanya, walau tanpa warangkanya. Sementara itu, Arjuna terduduk lesu, karena gagal merebut Pusaka Konta dari Karna. Ia enggan mengejar, karena hari sudah malam.
Pada saat itu, datanglah Batara Narada. “Eyang Batara, saya gagal merebut Pusaka Konta dari Adipati Karna, Eyang. Saya hanya mendapat warangkanya saja, bagaimana ini, Eyang?”
Segeralah kembali kepada saudaramu di Indraprasta, Ngger. Mereka telah menunggu, warangka itu akan berguna,” jawab Batara Narada.
“Baik, Eyang. Saya mohon pamit, kembali ke Indraprasta.”
“Hati-hati Ngger, doaku menyertai.” Arjuna bergegas menuju Pringgandani. Dia merasa para saudaranya sudah tidak sabar lagi. Segera ia merapalkan ajiannya, dan Arjuna berlari secepat kilat. Beberapa jam saja, ia telah sampai di perbatasan Pringgandani.
Ia segera masuk ke dalam keraton. Ternyata, Bima sudah tidak sabar menunggu Arjuna. “Yoy, Arjuna, cepat kemari! Senjata apa yang kau bawa, segera tolong putraku!”
“Sebelumnya mohon maaf, Kanda. Saya hanya mendapat sarung senjatanya saja. Namun, menurut Eyang Batara Narada, warangka ini bisa untuk memotong tali pusar Tetuko.”
“Arjuna, jangan ngawur kau. Kuku Pancanaka-ku saja tidak bisa, bagaimana dengan sarung senjata itu, Arjuna?”
“Yayi Bima, apa yang dikatakan Yayi Arjuna benar adanya. Kalau kata Dewata bisa, pasti bisa, Yayi,” sahut Sri Kresna menenangkan Bima.
“Ya sudah. Silakan, Kanda Prabu.” Arjuna menyerahkan Kayu Mastaba kepada Sri Kresna, untuk dicoba untuk memutuskan tali pusar Tetuko. Kresna mulai mendekatkan warangka tersebut, perlahan memotong tali pusar Tetuko. Sampai pada urat terakhir, tiba-tiba Kayu Mastaba melesak kedalam perut Tetuko. Semua yang menyaksikan terserentak kaget  Terlebih Bima, dia menjadi histeris. “Kanda, kau apakan putraku?!”
“Sarung senjatanya masuk ke dalam, Yayi.”
“Minggir, biar aku yang mengambil!” Bima mencoba menarik kembali Kayu Mastaba tersebut, namun apa daya, kayu tersebut telah hilang di dalam tubuh Tetuko. Ajaibnya, sang bayi tidak menangis. Pada saat itu, Batara Narada kembali datang. Para Pandawa dan yang hadir segera hormat.
“Arya Werkudara dan cucuku Pandawa sekalian, suratan takdir baru saja terjadi. Bima, anakmu Tetuko telah dapat diputuskan tali pusarnya. Sekarang aku akan segera memintanya untuk menjadi jagoan Dewata menghadapi musuh yang teramat kuat.” Setelah mengalami perdebatan, akhirnya Batara Narada kembali ke kahyangan dengan membawa Tetuko.
Sampai di Suralaya, Narada mempersembahkan Tetuko kepada para Dewa, dan Tetuko diberi bekal ajian untuk menghadapi Kala Pracona. Walaupun masih bayi, namun ia sudah langsung mempunyai kemampuan bertarung. Ia pun diturunkan ke gelanggang pertarungan. Tentara Gilingwesi satu per satu pun digasaknya. Kala Pracona mulai heran dengan keadaan tersebut, seolah anak buahnya bertarung melawan hantu namun tiba-tiba kalah, karena tubuh kecil Tetuko tak terlihat mata.
Setelah didekati, barulah Kala Pracona tahu bahwa tentaranya melawan seorang bayi. Akhirnya Kala Pracona turun tangan, ia melawan bayi tersebut. Ternyata dirinya juga langsung kewalahan, namun dengan ketangguhannya, tidak mungkin ia rela mati oleh seorang bayi. Maka ia masih dapat bertahan, dan mendesak Tetuko. Pada suatu pukulan, akhirnya Tetuko dapat dikalahkan hingga tewas. Kala Pracona kembali ke perkemahan.
Batara Narada mengambil tubuh Tetuko yang telah tewas dihancurkan Kala Pracona. Setelah bertanya kepada Batara Guru, akhirnya tubuh Tetuko dimasukkan ke dalam Kawah Candradimuka, disaksikan para Dewata. Beberapa menit kemudian, sesosok pemuda bertubuh kokoh muncul dari dalam kawah. Kawah bergemuruh dan bergejolak. Lalu pemuda itu turun dan menghampiri orang-orang di kelilingnya itu. Ia yang sebenarnya masih usia bayi tidak tahu apa-apa, hanya saja ia sudah dapat berbicara dengan lancar. Lalu ia mempertanyakan dirinya, dijawablah oleh Dewata bahwa dirinya akan melawan seorang musuh kuat.
Tetuko yang telah beranjak remaja pun kembali menghampiri Kala Pracona di medan pertempuran. Gatotkaca, begitu kini ia akan dipanggil. Ia melawan Kala Pracona dan berhasil mendesaknya. Pada akhirnya, seperti bukan tandingannya saja, Kala Pracona bisa dikalahkan oleh Gatotkaca hingga tewas. Begitulah Gatotkaca di usia masih sangat muda sejak lahir dapat mengalahkan raja raksasa yang menyerang Kahyangan Suralaya. Ia kembali ke Marcapada bertemu keluarganya, yang akan pangling melihatnya. Kemudian ia menetap di Pringgandani bersama ibunya, Arimbi, dan menjadi pangeran Pringgandani. Kisah Gatotkaca berlanjut dalam Gatotkaca Sewu.

Komentar

  1. TIP”S UNTUK PECINTA TOGEL ======================== (1) Dalam permainan TOGEL,,,,,,??? Semuanya ingin Menang untuk menang anda harus acak 100 angka Hanya 2 sampai 4 angka yang akan keluar dan anda cari untuk mengetahiunya hanya anda yang jenius saja yang akan tau betul tidak,,,,,??? itu pun kalau perkiraan/prediksi anda tepat, ============================================ (2) Kalau perkiraan/prediksi anda benar maka anda akan, Sangat gembira dapat hadiah dari bandar,,,,,,,,,,!!! Tapi jika perkiraan/prediksi anda salah maka anda akan kecewa, tapi itu biasa Semaking anda kalah bermain TOGEL maka anda akan semaking penasarang betul tidak,,,,,,,,??? ====================== (3) Saya sudah bertahun-tahun bermain TOGEL Saya sudah jerah kalah tapi saya tidak berhenti Barang berharga sudah saya jual semua untuk main TOGEL Dan akhirnya saya putuskan untuk minta bantuan sama para normal/dukun tapi hasilnya tidak akurat 100% Hanya KI KERAMAT lah yang paling top, Sudah banyak yang telah menbuktikan angka ritual KI KERAMAT memang betul-betul terjamin JP tembus, Untuk itu saya selaku member beliu yang sudah sukses berkat bantuannya Menpromosikan beliu untuk menbalas kebaikannya sama saya, Kalau ada yang berminat untuk bergabung seperti saya Jadi membernya monggo silahkan anda lansung Hub di/KLIK bawa ini,,,,, DI NOMOR (082353285559) “”"KI KERAMAT”"” Di http:// akikeramat.blogspot.com/ Tapi anda baru akan di kasi angkanya Setelah anda mendaftar jadi member beliu, Untuk info pendaftarannya silahkan anda tanya lansung Mohon maaf bagi yang tidak melaksanakan persyaratan Sekian terima kasih, tumpangannya sob,,,,,???

    BalasHapus

Posting Komentar