Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2013

Cerita Wayang: Dewi Subadra Larung

Langit menunjukkan kecerahannya di Negara Hastinapura pada saat itu. Keadaan rakyat sedang aman, tidak ada masalah apa-apa. Namun, tampaknya tak begitu dengan keadaan di keraton, tempat para pejabat dan sesepuh bersemayam. Prabu Duryudhana, saudara Kurawa tertua sekaligus Raja Hastina, sedang duduk termenung di singgasananya. Ia tak terlalu gembira, seperti ada yang dipikirkannya.             Suatu ketika, Resi Dorna memberanikan diri menegur Sang Prabu. “Angger Prabu Duryudhana, murid Eyang, mengapa beberapa hari ini kok muka Raden murung begitu? Apakah Raden terkena musibah atau bagaimana?”             “Begini, Eyang Resi. Rama Prabu Salya bilang adik iparku Burisrawa pergi dari istana Mandaraka tanpa izin beberapa hari yang lalu, dan sampai sekarang belum kembali,” jawab Sang Prabu. Tiba-tiba, penghuni keraton lainnya ikut menghampiri Sang Prabu untuk menghibur. Yang datang ada Arya Sangkuni, Adipati Karna, dan beberapa adik Kurawa, seperti Dursasana, Durmuka, dan sebaga

Cerita Wayang: Leluhur Hastina

Gambar
            Bambang Parikenan, cicit Batara Brahma, dikaruniai anak bernama Raden Manumayasa, hasil pernikahannya dengan Dewi Brahmaneki. Setelah agak dewasa, Raden Manumayasa meminta izin kepada ayahnya untuk pergi mengasingkan diri menjadi petapa di hutan. Setelh diizinkan, Manumayasa pergi ke Rimba Kamyaka. Setelah menemukan tempat yang cocok, ia mendirikan sebuah bangunan yang akan ia jadikan tempat untuk bertapa. Begawan Palasara             Setelah beberapa minggu hingga beberapa bulan, jadilah pertapaan itu, dan diberi nama Pertapaan Sapta Arga. Ia bertapa dengan keras selama bertahun-tahun di sana. Sesekali ia keluar, hingga suatu ketika, ia bertemu seorang wanita, dan wanita tersebut dijadikan istrinya. Setelah beberapa bulan, mereka dikaruniai anak laki-laki dan diberi nama Bambang Sakutrem. Mereka terus tinggal di sana hingga Sakutrem dewasa sampai ia menikah dan mempunyai anak. Anak Sakutrem diberi nama Bambang Sakri.             Begitu juga dengan Bambang S